Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 13 September 2011

NO PAIN NO GAIN

Saya mendirikan Bimbingan belajar Senyum pada tahun 2007, saat itu saya berumur 24 tahun. Nama Bimbel Senyum memang bukan saya yang menciptakan, tetapi Pak Agustinus Dely, MM yang mempunyai ide nama tersebut. Perkenalan saya, akan diceritakn di riwayat hidup saya dibawah ini.
Saya berasal dari keluarga yang tidak mampu, dan tinggal di kawasan Cilincing. Karena keluarga saya tidak mampu, maka saya melakukan semua kegiatan dengan sendiri, tanpa bantuan orang lain. Di sekolah dasar, jika ada PR saya mengerjakan sendiri dan bila ada soal yang susah saya harus mengerjakan sendiri. Alhamdulillah di Sekolah Dasar saya selalu mendapat peringkat 1-3. Bila ada perlombaan di sekolah pasti saya ikut, baik gerak jalan, melukis, kompetisi matematika, dan lain-lain. Dan sejak sekolah dasar untuk uang jajan saya sudah mencari uang jajan sendiri, dengan menjual koran, menjual kelereng, gambaran, dan lain-lain.
Untuk SMP dan SMA semua biasa saja, tetapi ketika SMA nilai-nilai saya tidak terlalu bagus karena banyak soal yang tidak mengerti, saya harus mengerjakan sendiri tanpa harus bimbel-bimbel seperti teman saya yang lainnya.
Awal mula berkecimpung di bimbel ketika lulus SMA dan sambil kuliah. Bermula ketika berbicara dengan Laode AR Hakiim, maka berdirilah bimbel pertama saya dirikan dan diberi nama Bimbel Mandiri yang terletak di Rorotan. Saya mulai dari nol, dan berdua bekerja dengan salah satu teman untuk mengajar di Bimbel Mandiri. Dalam waktu 1 Tahun Bimbel Mandiri mempunyai 40 orang murid lebih. Melihat peluang yang maju, ada sebuah organisasi yang diikuti Hakim ingin mengambilnya. Akhirnya dengan tiada kuasa, saya merelakannya organisasi itu yang mengambil alih. Ternyata dua bulan kemudian tutup karena muridnya mau saya yang ngajar saja. Karena saya tidak punya dana untuk menyewa tempat, akhirnya saya biarkan saja.
Kemudian saya melamar dikoran, dan akhirnya dapat mengajar di Bimbel di kawasan Sunter. Saya mengajar anak SD, dan saya menawarkan dengan gaji yang kecil kepada Manajer bimbel tersebut. Pertama saya ngajar, saya kesulitan karena soal-soal tersebut sangat menantang yang berasal dari sekolah semacam Penabur, IPEKA, Jubbille, GMIS, dan lalin-lain. Bayangkan saja pelajaran kelas 2SD sekolah Penabur saja saja saya tidak bisa mengerjakan. mulai saat itu saya belajar sendiri agar tidak membuat kecewa manajer tersebut. Dan peluang untuk menarik perhatian Manajer di depan mata, ketika ada murid SD yang mau ikut tes masuk sekolah Kanisius. Dengan berani saya bilang, Pak biar saya yang ngajar dan saya bilang kalau tidak masuk Kanisius saya keluar. Manajernya pun akhirnya setuju. Dan akhirnya anak tersebut diterima di Kanisius, dan semenjak itu gaji saya naik tiga kali lipat. Semenjak saya pegang divisi SD, murid SD bertambah terus. Yang mulanya SD hanya 5 orang, kalah dari divisi SMA, dengan saya yang handle maka murid SD menjadi dua kali lipat dari murid SMA. Saya keluar dari bimbel tersebut, karena ada manajemen baru. Tidak dari 6 bulan saya keluar bimbel itu tutup dan sejak saat itu saya mulai malas untuk berkecimpung di Bimbel dan mulai fokus kuliah. Oh iya, sambil mengajar di bimbel Sunter, saya juga menjadi Manajer di Bimbel di Rorotan. Saya manajerin bimpel yang bernama Palem Interstudi di Rorotan muridnya menjadi ramai, yang tadinya Palem hanya kursus bahasa Inggris, tanpa ada bimbel. Karena saya dituduh mengambil uang bimbel yang dikarenakan ada guru yang kebetulan tinggal di dekat rumah yang punya Palem memprovokasi , padahal saya yang keluar banyak uang untuk menggaji guru dan THR sedangkan yang punya seakan menutup mata.
Dengan kecewa saya putuskan menganggur dulu selama 1 tahun. Disaat menganggur saya iseng menjual bank soal di inetrnet, dan akhirnya bertemu dengan Pak Agustinus Dely,MM(General Manajer IT PT.Chevron)di Hotel Mulia. Dengan memakai sendal jepit, saya masuk ke hotel berbintang tersebut. Banyak orang yang melihat saya, mungkin karena kumuh kali. hehehehe... Di Loby hotel kami ketemu, dia bercerita ingin membuka bimbel yang terbaik di kota Pekanbaru tempat ia tinggal. Kemudian ia juga menguji saya, dan saya akhirnya lulus juga. seminggu kemudian saya ke Riau. Di Riau beliau menawarkan rmuah-rumah yang bgus, ruko yang megah dan sebagainya. Karena saya tahu cara membuka bimbel dari nol, saya menawarkan lebih baik kita buka yang kelas menengah dulu. Akhirnya saya balik ke Jakarta, dan beliau ingin saya mengkonsep bimbel dia selama setahun. Beliau ingin nama bimbelnya Bimbel Senyum. Akhirnya saya membuat konsep, logo, dan semuanya. Logo saya yang buat sendiri konsepnya, tetapi untuk gambar saya menyewa desain grafis teman saya. Setelah selesai saya serahkan logo ke dia, akhirnya dia punya logo sendiri dari menantunya dan itu menurut saya jelek(maaf yah pak hehehehehe...). Akhirnya daripada terbuang percuma akhirnya saya gunakan saja nama dan logo tersebut. Dengan niat, saya mencari uang untuk membuka bimbel senyum dengan ngajar lagi. Dan saya dapat murid anak dokter di kawasan Sunter, saking butuhnya duit saya minta bayaran 15ribu per jam. padahal saya tinggal di Bekasi saat itu. Dengan bismillah, akhirnya murid Privat saya banyak di kawasan sunter dan mangga dua. Kemudian dengan niat yang tulus saya mengajar di SMP dulu saya SMP N 244, dengan gratis untuk menghadapi UN. Alhamdulillah mereka kebanyak di terima di SMA 13. Sampai SMA murid-murid ingin belajar sama saya lagi. Berjalannya waktu saya dikenalkan dengan Juliano, teman murid saya, yang mau les. Akhirnya saya sanggupi. Setelah saya mengajar Juliano, saya melihat ada peluang nih di orang tua Juliano untuk meminta dana dan bekerja sama bimbel. Akhirnya beliau setuju, dan menyerahkan uang 25 Juta sebagai dana awal. Dengan bismillah saya bangun bimbel senyum dan alhamdulillah banyak yang membantu.
Januari 2011 bimbel senyum launching, dengan biaya les yang terbilang mahal dikawasan itu, saya berani untuk membukanya. murid2 privat saya langsung masuk, dan alhamdulillah sampai sekarang. Dengan 2 cabang, kemudian niat 2 cabang ini baik saya menerimanya.
Jika ditanya bussines plan kepada saya, maka saya menjawab bussines plan saya sederhana hanya bermodalkan tekad dan nekad.


Fin.

0 comments: