Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 05 Januari 2012

True Story Bimbel Senyum


Kalau dipikir dengan logika, apakah mampu anak seorang tukang cuci mempunyai bimbel?. dan kalau dipikir lagi, dengan modal Rp 15.000,00, saya bisa keluar rumah dan tinggal sendiri di luar tanpa bantuan orang tua dan saudara. Dan kalau dipikir lagi, apakah sanggup bimbel senyum bertahan sampai sekarang dengan biaya yang mahal, tetapi diterapkan di Jakarta pinggiran.
Yah.. kalau di pikir dengan logika itu pasti tidak mungkin.. Tetapi dalam hati saya,, dengan kehendak-Nya itu pasti bisa.. Saya mulai cerita dari saya mengajar di Sunter...
Pertama kali saya mengajar bimbel di Sunter, begitu sulit karena harus menghadapi anak-anak kelas berat.. 1 bulan saya menghadapi kesulitan yang sangat berat... bertekad ingin maju, akhirnya bulan ke-3 semua menjadi mudah.. Keluar dari bimbel dan akhirnya cukup mendapat ilmu, mulailah saya mengajar privat.. selama 6 bulan saya mengajar privat daerah Sunter dan sekitarnya, akhirnya saya putuskan berhenti mengajar privat karena saya sudah bosan mengajar anak-anak yang sudah saya buat pintar(ego masa muda). Saya putuskan untuk menganggur selama 2 tahun. Selama 2 tahun, kerjaan saya menyelesaikan kuliah, membantu orang tua, dan main internet.. Didalam hati saya, ada yang merasa ganjal..kok saya melakukan begini-begini saja, tidak berguna bagi orang lain..
Saya putuskan untuk mengajar di SMP N 244, dan saya mengajar khusus UN dan saya bilang ke gurunya untuk tidak usah dibayar,,, Dengan penuh percaya diri, saya mengajar kelas 3 SMP walaupun tidak ada pengalaman.. Untuk membuat mereka percaya dengan saya, saya kasih merekan cara praktis, yang bila dikerjakan dengan gurunya satu papan tulis dan saya mengerjakankan dengan 4 baris...
Alhamdulillah anak2 yang saya ajar masuk sekolah unggulan, dan itu merupakan angkatan terbanyak yang masuk sekolah unggulan tersebut.. Dengan mengajar amal, akhirnya beberapa anak saya ajarkan sampai sekarang.. Hingga akhirnya kenal Juliano dari murid yang saya ajar di SMP N 244... Berawal dari mengajar Juliano itulah, semuanya berubah. Dari orang tua Juliano saya mendapat modal 25 juta..Akhirnya saya buat bimbel Senyum....
Dari semua peristiwa tersebut saya mengambil kesimpulan :
  • Kebaikan kita yang kita tebar di dunia ini, pasti akan terganti dengan kebaikan-kebaikan lainnya..
  • Kita hidup di dunia ini bila kita dipertemukan dengan seseorang tersebut, pasti ada maksud Allah didalamnya...
  • Selalu berusaha, tawakal dan ikhlas untuk menjalani semua ini..
  • Jangan punya pikiran buruk terhadap seseorang, bila kita mempunyai perasaan buruk terhadap orang, orang tersebut akan mempunyai perasaan buruk dengan Anda.
  • Jangan menyerah, optimis dan jangan takut untuk memulai sesuatu yang baru..
  • Bantulah dan didiklah orang yang tidak berpengalaman untuk menjadi lebih baik.
Semangat untuk memulai sesuatu....
Regards...



3 comments:

Ibnu "S O M A" Ayat mengatakan...

Subhanallah mas, saya ambil buat pelajaran saya mas, minta izin saya share ke FB saya mas!!!

Jokky Whylantoro mengatakan...

Sharing dunk untuk buka bimbel ini. Kebetulan aku juga lagi buka bimbel tapi blm rame...
Kunjungin blog aku ya...

Tiee Wiee Gecan mengatakan...

tulisan ini benar2 membuat tersenyum,tulisan yang dikemas secara sederhna dan simpel. Senang sekali ternyata di luar sana ada mas yang saya gk tahu amanya siapa.

Saya jug berniat untuk membuka bimbel Mas. tapi saya belum puny modl yang besar. saya baru mengembangkan kemampuan saya seperti Mas dengan mengajar di bimbel lain dn membuka Les sendiri di rumah.
Alhamdulilah sekarang sudah ada kurang lebih 30 siswa.

Insyaallah jika ada rizky nanti saya akan kerjasama untuk modul dari Bimbel Senyum.

Doa kan ya Mas.

Wassalam^^